Pasien Corona Kabur dari RS, Izin ke Toilet Ternyata Pulang, Lalu Meninggal Dunia, Ratusan Orang Berkontak
Pasien Corona Kabur dari RS, Izin ke Toilet Ternyata Pulang, Lalu Meninggal Dunia, Ratusan Orang Berkontak
Seorang Pasien Corona kabur dari rumah sakit dan pulang ke rumahnya.
Tindakan pasien virus Corona itu membuat ratusan orang terkena dampaknya.
Pasien virus Corona itu awalnya berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).
Namun, setelah ia meninggal dunia tak lama kemudian, hasil tes menunjukkan ia positif virus Corona atau Covid-19.
Peristiwa ini diketahui terjadi di Garut, Jawa Barat.
Pasien adalah seorang pria berusia 20 tahun asal Kecamatan Cigedug.
Diketahui, selama ini ia tinggal dan bekerja di wilayah Bogor.
Izin ke Toilet Ternyata Kabur
Pada Maret 2020, ia memilih pulang kampung dan mengeluh sakit.
Ia pun dinyatakan PDP dan masuk ke ruang isolasi di RSDU dr Slamet Garut.
Suatu hari dia izin ke dokter untuk ke toilet.
Namun ternyata dia kabur dan pulang ke rumahnya.
Dirawat Kembali Lalu Meninggal Dunia
Petugas pun segera menjemput pria berusia 20 tahun dari rumahnya dan kembali mengisolasinya di rumah sakit.
Pada 27 Maret 2020, pasien tersebut menjalani tes swab.
Namun tiga hari kemudian, tepatnya Rabu (1/4/2020) ia meninggal dunia dengan status sebagai PDP.
Dari hasil lab yang keluar Senin (20/4/2020), pria berusia 20 tahun tersebut dinyatakan positif Corona.
Kontak dengan 100 Orang
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut kemudian melakukan tracing dan menemukan sedikitnya 100 orang yang kontak erat dengan PDP sebelum dia meningggal.
"Warga di satu kampung tempat tinggal pasien itu akan menjalani rapid test dan kemungkinan akan diminta isolasi mandiri, karena banyak yang kontak, bisa sampai 100 orang lebih," jelas Wakil Bupati Garut Helmi.
Menurut Helmi, PDP sebenarnya melakukan kontak erat dengan 41 kepala keluarga di kampungnya, Namun dengan beberapa petimbangan, warga di kampung di Desa Cogedug diisolasi mulai Rabu (22/4/2020).
"Iya ini isolasi mandiri, pertimbangannya pertama adalah daerah ini sudah bisa ditetapkan sebagai zona merah, karena di sini ada yang positif dan meninggal. Yang kedua, kontak eratnya yang paling banyak itu kumpul di kampung ini, ada sekitar 41 kepala keluarga," kata Helmi, melansir dari TribunJatim, Jumat (24/4/2020).
Isolasi kampung yang ditempati 315 kepala keluarga dilakukan untuk pencegah penyebaran virus Corona.
Selama karantina mandiri, warga mendapatkan jaminan kebutuhan bahan makanan minimal untuk 10 hari ke depan.
Tak hanya itu. Kampung di sekitarnya juga mendapatkan pengawasan ketat dari petugas kesehatan.
"Tentu dengan jaminan kehidupannya, kita menyiapkan minimal untuk 10 hari ke depan. Ada 315 KK yang akan diisolasi mandiri, mungkin kampung di sekitarnya juga akan dalam
Warga sempat ajukan protes
Camat Cigedug Mia Herlina mengatakan warga kampung sempat protes saat akan dilakukan isolasi mandiri.
Setelah dikomunikasikan bersama aparat desa, akhirnya warga secara sukarela mau mengikuti prosedur isolasi mandiri.
"Mulai hari ini, setelah semua menerima bantuan sembako untuk 10 hari ke depan, warga harus diam di rumah, kalau ada keperluan apa pun, bisa menghubungi satgas dari desa yang berjaga," jelasnya.
Kepala Desa Cigedug Basit Abdul Kodir menuturkan, masyarakat sudah siap untuk melakukan isolasi mandiri.
Menurutnya, warga menyadari isolasi ini untuk kepentingan mereka dan masyarakat banyak.
Lokasi kampung yang diisolasi mandiri sedikit menjorok ke dalam dari ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan Cigedug dengan Kecamatan Cikajang.
Selama isolasi mandiri, tiga pintu masuk ke kampung tersebut dari jalan raya dijaga ketat oleh Satgas Covid-19 desa Cigedug.
Sementara di pintu masuk kampung, didirikan posko untuk menampung bantuan dari berbagai pihak untuk warga yang diisolasi.
Bantuan pertama untuk warga yang diisolasi adalah 350 paket sembako.
Selain Kecamatan Cigedug, ada tiga kecamatan yang melakukan social distancing secara ketat yakni Kecamatan Cikajang, Bayongbong, dan Cisurupan.
"Kalau di Bayongbong dan Cisurupan, memang belum ada yang reaktif, tapi pasien yang meninggal kemarin sempat dirawat di Puskesmas Cisurupan, keluarganya juga tersebar dan yang sempat menengok dan yang ikut menguburkan itu cukup banyak," kata wakil bupati.
1 Keluarga di Magetan Kabur
Sementara itu di Magetan, Jawa Timur, satu keluarga kabur dari rumah padahal harus menjalani isolasi mandiri karena terpapar virus Corona.
Satu keluarga tersebut diketahui menempati kost di lingkungan Pondok Pesantren Al Fatah, di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magetan Saif Muchlissun, membenarkan kaburnya pria berinitial MAN (37) bersama istri dan anaknya itu yang selama ini tinggal kost di lingkungan Ponpes Al Fatah itu.
"Pemkab Magetan sudah konfirmasi ke Dinas Kesehatan Mempawah, Kalimantan Barat, kampung asal pria berinitial MAN itu, dan kini sudah ditangani tim kesehatan setempat," kata Saif Muchlissun, Kamis (23/4/2020).
Dikatakan Muchlissun, saat ke empat warga Desa Temboro, yang berada di luar lingkungan Ponpes Al Fatah terpapar Covid-19 dari pasien ke 10, yang hasil tes swab-nya dinyatakan positif.
Tim berencana melakukan evakuasi untuk dirawat di rumah sakit rujukan yakni RSUD dr Sayidiman, Magetan, warga tersebut sudah tidak ada di tempat kostnya.
"Saat diisolasi mandiri di rumah kost yang dijaga warga setempat, MAN bersama istri dan anaknya tahu-tahu pergi tanpa pamit. Namun warga setempat mengetahui MAN sekeluarga ini pulang ke kampung asalnya di Mempawah, Kalimantan Barat," jelas Kadis Kominfo Pemkab Magetan ini.
Mengetahui ini, lanjut Muchlissun, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magetan secepatnya melakukan komunikasi dengan aparat terkait di Mempawah, Kalimantan Barat.
"Informasi yang kami terima, setelah MAN dan keluarganya ditemukan, orang-orang yang kontak langsung dengan PDP Covid-19 positif ini diisolasi di RSUD setempat," kata Saif Muchlissun.
Sementara, ketiga warga lainnya yang dinyatakan positif Covid-19 saat ini dirawat dan diisolasi di rumah sakit rujukan di RSUD dr Sayidiman Magetan.
Saat ini sesuai data yang berhasil dihimpun dari Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Kabupaten Magetan, menyebutkan jumlah warga Kabupaten Magetan positif Corona berjumlah 14 orang.
Lalu delapan orang dinyatakan sembuh, dan lima orang masih dalam perawatan di rumah sakit.
Tindakan pasien virus Corona itu membuat ratusan orang terkena dampaknya.
Pasien virus Corona itu awalnya berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).
Peristiwa ini diketahui terjadi di Garut, Jawa Barat.
Pasien adalah seorang pria berusia 20 tahun asal Kecamatan Cigedug.
Diketahui, selama ini ia tinggal dan bekerja di wilayah Bogor.
Izin ke Toilet Ternyata Kabur
Pada Maret 2020, ia memilih pulang kampung dan mengeluh sakit.
Ia pun dinyatakan PDP dan masuk ke ruang isolasi di RSDU dr Slamet Garut.
Suatu hari dia izin ke dokter untuk ke toilet.
Namun ternyata dia kabur dan pulang ke rumahnya.
Dirawat Kembali Lalu Meninggal Dunia
Petugas pun segera menjemput pria berusia 20 tahun dari rumahnya dan kembali mengisolasinya di rumah sakit.
Pada 27 Maret 2020, pasien tersebut menjalani tes swab.
Namun tiga hari kemudian, tepatnya Rabu (1/4/2020) ia meninggal dunia dengan status sebagai PDP.
Dari hasil lab yang keluar Senin (20/4/2020), pria berusia 20 tahun tersebut dinyatakan positif Corona.
Kontak dengan 100 Orang
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut kemudian melakukan tracing dan menemukan sedikitnya 100 orang yang kontak erat dengan PDP sebelum dia meningggal.
"Warga di satu kampung tempat tinggal pasien itu akan menjalani rapid test dan kemungkinan akan diminta isolasi mandiri, karena banyak yang kontak, bisa sampai 100 orang lebih," jelas Wakil Bupati Garut Helmi.
Menurut Helmi, PDP sebenarnya melakukan kontak erat dengan 41 kepala keluarga di kampungnya, Namun dengan beberapa petimbangan, warga di kampung di Desa Cogedug diisolasi mulai Rabu (22/4/2020).
"Iya ini isolasi mandiri, pertimbangannya pertama adalah daerah ini sudah bisa ditetapkan sebagai zona merah, karena di sini ada yang positif dan meninggal. Yang kedua, kontak eratnya yang paling banyak itu kumpul di kampung ini, ada sekitar 41 kepala keluarga," kata Helmi, melansir dari TribunJatim, Jumat (24/4/2020).
Isolasi kampung yang ditempati 315 kepala keluarga dilakukan untuk pencegah penyebaran virus Corona.
Selama karantina mandiri, warga mendapatkan jaminan kebutuhan bahan makanan minimal untuk 10 hari ke depan.
Tak hanya itu. Kampung di sekitarnya juga mendapatkan pengawasan ketat dari petugas kesehatan.
"Tentu dengan jaminan kehidupannya, kita menyiapkan minimal untuk 10 hari ke depan. Ada 315 KK yang akan diisolasi mandiri, mungkin kampung di sekitarnya juga akan dalam
Warga sempat ajukan protes
Camat Cigedug Mia Herlina mengatakan warga kampung sempat protes saat akan dilakukan isolasi mandiri.
Setelah dikomunikasikan bersama aparat desa, akhirnya warga secara sukarela mau mengikuti prosedur isolasi mandiri.
"Mulai hari ini, setelah semua menerima bantuan sembako untuk 10 hari ke depan, warga harus diam di rumah, kalau ada keperluan apa pun, bisa menghubungi satgas dari desa yang berjaga," jelasnya.
Kepala Desa Cigedug Basit Abdul Kodir menuturkan, masyarakat sudah siap untuk melakukan isolasi mandiri.
Menurutnya, warga menyadari isolasi ini untuk kepentingan mereka dan masyarakat banyak.
Lokasi kampung yang diisolasi mandiri sedikit menjorok ke dalam dari ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan Cigedug dengan Kecamatan Cikajang.
Selama isolasi mandiri, tiga pintu masuk ke kampung tersebut dari jalan raya dijaga ketat oleh Satgas Covid-19 desa Cigedug.
Sementara di pintu masuk kampung, didirikan posko untuk menampung bantuan dari berbagai pihak untuk warga yang diisolasi.
Bantuan pertama untuk warga yang diisolasi adalah 350 paket sembako.
Selain Kecamatan Cigedug, ada tiga kecamatan yang melakukan social distancing secara ketat yakni Kecamatan Cikajang, Bayongbong, dan Cisurupan.
"Kalau di Bayongbong dan Cisurupan, memang belum ada yang reaktif, tapi pasien yang meninggal kemarin sempat dirawat di Puskesmas Cisurupan, keluarganya juga tersebar dan yang sempat menengok dan yang ikut menguburkan itu cukup banyak," kata wakil bupati.
1 Keluarga di Magetan Kabur
Sementara itu di Magetan, Jawa Timur, satu keluarga kabur dari rumah padahal harus menjalani isolasi mandiri karena terpapar virus Corona.
Satu keluarga tersebut diketahui menempati kost di lingkungan Pondok Pesantren Al Fatah, di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magetan Saif Muchlissun, membenarkan kaburnya pria berinitial MAN (37) bersama istri dan anaknya itu yang selama ini tinggal kost di lingkungan Ponpes Al Fatah itu.
"Pemkab Magetan sudah konfirmasi ke Dinas Kesehatan Mempawah, Kalimantan Barat, kampung asal pria berinitial MAN itu, dan kini sudah ditangani tim kesehatan setempat," kata Saif Muchlissun, Kamis (23/4/2020).
Dikatakan Muchlissun, saat ke empat warga Desa Temboro, yang berada di luar lingkungan Ponpes Al Fatah terpapar Covid-19 dari pasien ke 10, yang hasil tes swab-nya dinyatakan positif.
Tim berencana melakukan evakuasi untuk dirawat di rumah sakit rujukan yakni RSUD dr Sayidiman, Magetan, warga tersebut sudah tidak ada di tempat kostnya.
"Saat diisolasi mandiri di rumah kost yang dijaga warga setempat, MAN bersama istri dan anaknya tahu-tahu pergi tanpa pamit. Namun warga setempat mengetahui MAN sekeluarga ini pulang ke kampung asalnya di Mempawah, Kalimantan Barat," jelas Kadis Kominfo Pemkab Magetan ini.
Mengetahui ini, lanjut Muchlissun, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magetan secepatnya melakukan komunikasi dengan aparat terkait di Mempawah, Kalimantan Barat.
"Informasi yang kami terima, setelah MAN dan keluarganya ditemukan, orang-orang yang kontak langsung dengan PDP Covid-19 positif ini diisolasi di RSUD setempat," kata Saif Muchlissun.
Sementara, ketiga warga lainnya yang dinyatakan positif Covid-19 saat ini dirawat dan diisolasi di rumah sakit rujukan di RSUD dr Sayidiman Magetan.
Saat ini sesuai data yang berhasil dihimpun dari Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Kabupaten Magetan, menyebutkan jumlah warga Kabupaten Magetan positif Corona berjumlah 14 orang.
Lalu delapan orang dinyatakan sembuh, dan lima orang masih dalam perawatan di rumah sakit.