-->

Istilah 'Mudik' dengan 'Pulang Kampung' Berbeda, Ini Tanggapan Sosiolog Mengenai Pernyataan Presiden Joko Widodo


Beberapa hari yang lalu publik tengah heboh dengan istilah mudik dan pulang kampung.

Ya, istilah mudik dan pulang kampung pun menjadi perbincangan publik setelah pernyataan dari Presiden Joko Widodo mengenai hal tersebut.

Jokowi menjelaskan bahwa istilah mudik dan pulang kampung itu tidak berbeda.

Seperti yang diketahui, saat ini Jokowi telah melarang warganya untuk melakukan mudik.

Namun, sebelum dikeluarkanya larangan tersebut, sudah banyak warga ibu kota yang curi start untuk kembali ke kampung halaman.

Melansir dari tayangan NARASI TV, Presiden Joko Widodo menjawab soal penyataan 'curi start' yang diungkap Najwa Shihab.

Jokowi menyebut kalau yang dimaksud curi start itu bukanlah orang-orang mudik.

"Itu bukan mudik, itu namanya pulang kampung, memang bekerja di Jabodetabek di sini sudah tidak ada pekerjaan jadi mereka pulang, karena anak istrinya ada di kampung," jelas Presiden Jokowi.

"Apa bedanya Bapak, pulang kampung dan mudik?" tanya Najwa Shihab lagi.

"Ya kalau mudik itu di hari lebarannya, beda, untuk merayakan Idul Fitri," ucap Presiden Jokowi.

Hal tersebut pun membuat perhatian banyak orang. Ahli pun tanggapi hal tersebut.

Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Imam Prasodjo memberikan tanggapan atas pernyataan Presiden Joko Widodo yang membedakan istilah mudik dengan pulang kampung.

Menurut Imam, Presiden Jokowi melalui pernyataannya itu terlihat ingin membedakan antara dua konsep.

"Konsep pulang kampung sebab bukan karena Lebaran atau itu return migration biasa.

Tetapi, jika sebab ingin kumpul-kumpul di Hari Raya Idul Fitri dengan keluarga itu return migration sebab Lebaran dan disebut mudik," ujar Imam saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (23/4/2020).

Kemungkinan kedua, lanjut Imam, yang ingin disasar oleh Presiden Jokowi adalah masyarakat yang punya pilihan untuk tidak mudik tetapi tetap ingin ke kampung karena ingin bertemu keluarga.

Sementara itu, kata Imam, ada juga masyarakat yang harus pulang kampung karena sudah tidak memiliki pekerjaan di kota dan tidak bisa menanggung biaya hidup di kota.

"Mereka ini ingin kembali ke kampung karena ketika di desa mungkin bisa hidup menumpang mertua atau orangtua. Sehingga memang harus pulang ke kampung, " kata dia.

Namun demikian, Imam menekankan bahwa baik mereka yang punya pilihan untuk tidak mudik, maupun mereka yang ingin kembali ke kampung halaman sama-sama punya risiko menularkan Covid-19.

Sehingga Imam pun menyarankan semuanya dilarang ke kampung.

Terlebih jika tujuan kebijakan pemerintah adalah untuk mencegah persebaran Covid-19 supaya tidak semakin meluas.

Artikel ini telah tayang di Nakita.ID dengan judul Bersikeras Kata 'Mudik' dan 'Pulang Kampung' Punya Artian Berbeda, Ahli Buka Suara Tanggapi Pernyataan Presiden Joko Widodo
(*)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel